Seminggupun berlalu, aku masih belum bisa menerima semua
ini. Disekolah rasanya sepi tak ada arya di sisiku yang biasanya setiap hari
menyapaku, tertawa bersama. Arya juga tak pernah mengabariku dia menghilang
begitu saja. Sampai sekarang aku belum bisa memaafkannya sebelum aku tau
alasannya mengapa dia tak memberitahuku tentang kepergian dan kepindahannya ke
lampung. Aku mencoba melupakannya tapi aku tak bisa, perasaan ini menyiksaku.
Semakin aku mencoba melupakannya, semakin aku tak bisa menghapus kenangan Arya
dari hatiku.
“sya, maafin gue ya gue gak bilang sama lo . sebenernya gue
udah tau Arya mau pindah dari sekolah, tapi Arya ngelarang gue buat bilang sama
lo, katanya dia gak mau buat lo sedih. Lo pasti bisa dapetin yang lebih dari
dia. Itu pesan arya buat lo.” Kata eza sahabatnya arya.
Saat eza bilang semua itu kepadaku entah mengapa, hatiku gak
bisa menerimanya. Aku menyayangi arya, hanya arya yang selalu ada di hatiku,
dan dia yang terbaik untukku. Itu menurutku.
“lo jahat za, kenapa lo gak bilang sama gue dan harusnya lo
tuh ngerti.”
“iya, maafin gue sya. Gue salah, tapi mau gimana lagi arya
udah pergi dan asal lo tau sya. Dia sayang banget sama lo. Dia sebenernya gamau
pindah, tapi karna desakan orang tuanya dia pindah ke pesantren.”
“ gue kecewa za sama dia. Kenapa dia gak bilang dari
awal?”kataku lemas
Aku meninggalkan eza yang masih diam membisu diambang pintu
kelasku. Aku gak mau mendengar semuanya lagi. Aku udah cukup kecewa dengan
semua ini. andaikan waktu bisa berhenti berputar untuk saat ini, aku ingin
kembali dan melihat arya untuk terakhir kali.
***
0 comments:
Post a Comment